Rabu, 04 Februari 2015

Pesona Kota Tua Ampenan Lombok

Ampenan merupakan sebuah kota yang berada di sebelah Barat Kota Mataram. Kota ampenan dikenal sebagai kota tua dan kota pelabuhan karena merupakan bekas pelabuhan utama di Pulau Lombok yang kini masih terlihat puing-puing dermaga di pantai ampenan yang dimanfaatkan oleh warga untuk tempat memancing. Penduduk Kota ampenan sendiri di dominasi oleh warga keturunan dari Cina maupun arab yang membuka toko di sepanjang jalan kota ampenan.

Banyak terdapat rumah makan di kota ini, jadi anda tidak perlu khawatir jika berwisata sambil berkuliner ria ketika mengunjungi kota ini. Berbagai makanan khas Lombok yang didominasi oleh rasa pedas tersedia disini, seperti ayam taliwang, plecing kangkung, sambal beberuk, dan ayam julat. Walaupun makanan khas Lombok tersebut dapat dijumpai di Pulau Bali, namun akan lebih nikmat bila anda dapat menikmatinya di Pulau Lombok tepatnya di Kota Ampenan.

Objek wisata lombok Ampenan memiliki sebuah taman yang kerap ramai dikunjungi, umumnya mereka meluangkan waktu untuk bersantai sambil menyaksikan sunset. Jadi tidak salah jika kota ampenan dijadikan salah satu tujuan pariwisata pulau lombok yang wajib untuk di kunjungi.

Tidak hanya itu saja, di kota yang dikenal sebagai kota tua ini banyak terdapat perkampungan yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mendiami Indonesia, seperti kampung melayu, kampung tionghoa, kampung jawa, dan lain-lain sehingga masyarakat di daerah ini bersifat heterogen dan umumnya hidup rukun. Kota ampenan ini terkenal akan perdagangannya yang telah berlangsung selama berabad – abad, dan arsitektur kota yang masih seperti zaman kolonial belanda.

Di Ampenan, Anda bisa melihat Wihara Bodhi Dharma yang berdiri sejak 1804. Wihara ini merupakan bukti ada pembauran suku di Ampenan sejak dulu kala. Wihara ini berada tepat di hadapan kampung Melayu yang didominasi penganut Islam. Sementara itu di kawasan pesisir didiami komunitas Bugis yang berprofesi sebagai nelayan. Selain kota yang menyimpan banyak bangunan kuno, Ampenan juga memiliSaat Anda kesana, kita akan diguhi panorama yang indah khususnya pada saat matahari terbenam. Di momen-momen sunset inilah banyak masyarakat berdatangan ke pesisir pantai sembari menikmati lezatnya jagung bakar dan panorama laut yang indah.

Pemandangan akan semakin dramatik kala petang sudah semakin gelap, bulan yang bersinar terang seakan-akan menemai para pengunjung. Di pantai ini kita juga bisa melihat puing-puing dermaga yang dibangun pada masa Belanda yakni sekitar 1948 -1950. Saat ini lokasi tersebut digunakan warga untuk lokasi memancing.

Pelabuhan Ampenan adalah salah satu pelabuhan yang memenuhi syarat bongkar muat pda era 70an. Pada masa itu dari bulan Januari – Oktober tercatat ada 459 kapal yang singgah plus 527 perahu. Sayang, kini cerita kejayaan Pelabuhan Ampenan berakhir karena seluruh aktivitas pelabuhan dipindah ke Lembar.

Hunian warga Tionghoa ini bercirikan ruang tamu sempit, dengan altar kecil yang dipenuhi potret anggota keluarga yang telah tiada, guci berisi abu jenasah, lilin merah, kembang dalam vas ditambah hio atau dupa. Bisnis yang dijalankan warga Tionghoa di pelabuhan Ampenan hingga kini masih terlihat. Termasuk kegiatan jual beli ikan-ikan segar dan hasil olahan.

Sedangkan warga Melayu Bangsal berjualan ikan bakar, masakan rumahan khas Lombok, aneka minuman ringan dan mie instan di sepanjang pesisir yang mengarah ke belakang depo Pertamina.

Kota Tua Ampenan memiliki cerita sejarah yang penting, tak hanya bagi Mataram, tetapi juga sejarah penting bagi Pulau Lombok dan wilayah sekitarnya. Hal ini tak terlepas dari peran Ampenan yang menjadi kota pelabuhan utama pada masa kolonial Belanda serta menjadi pusat kota dan pusat bisnis di Mataram. Pelabuhan Ampenan mulai dikembangkan sejak tahun 1800 serta menjadi kota penting dan menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun 1948-1950. Sayangnya, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, membuat dermaga ini terpaksa di tutup pada tahun 1970 dan berpindah ke Pelabuhan Lembar. Lama kelamaan, wilayah Ampenan mulai sepi dan jauh dari kesibukan seperti dulu. Namun, sampai saat ini, arsitektur bangunan tua sejak masa kolonial tersebut tetap dipertahankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar