Ampenan merupakan sebuah
kota yang berada di sebelah Barat Kota Mataram. Kota ampenan dikenal
sebagai kota tua dan kota pelabuhan karena merupakan bekas pelabuhan
utama di Pulau Lombok yang kini masih terlihat puing-puing dermaga di
pantai ampenan yang dimanfaatkan oleh warga untuk tempat memancing.
Penduduk Kota ampenan sendiri di dominasi oleh warga keturunan dari Cina
maupun arab yang membuka toko di sepanjang jalan kota ampenan.
Banyak terdapat rumah
makan di kota ini, jadi anda tidak perlu khawatir jika berwisata sambil
berkuliner ria ketika mengunjungi kota ini. Berbagai makanan khas Lombok
yang didominasi oleh rasa pedas tersedia disini, seperti ayam taliwang,
plecing kangkung, sambal beberuk, dan ayam julat. Walaupun makanan khas
Lombok tersebut dapat dijumpai di Pulau Bali, namun akan lebih nikmat
bila anda dapat menikmatinya di Pulau Lombok tepatnya di Kota Ampenan.
Objek wisata lombok
Ampenan memiliki sebuah taman yang kerap ramai dikunjungi, umumnya
mereka meluangkan waktu untuk bersantai sambil menyaksikan sunset. Jadi
tidak salah jika kota ampenan dijadikan salah satu tujuan pariwisata
pulau lombok yang wajib untuk di kunjungi.
Tidak hanya itu saja, di
kota yang dikenal sebagai kota tua ini banyak terdapat perkampungan yang
dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mendiami Indonesia, seperti
kampung melayu, kampung tionghoa, kampung jawa, dan lain-lain sehingga
masyarakat di daerah ini bersifat heterogen dan umumnya hidup rukun.
Kota ampenan ini terkenal akan perdagangannya yang telah berlangsung
selama berabad – abad, dan arsitektur kota yang masih seperti zaman
kolonial belanda.
Di Ampenan, Anda bisa
melihat Wihara Bodhi Dharma yang berdiri sejak 1804. Wihara ini
merupakan bukti ada pembauran suku di Ampenan sejak dulu kala. Wihara
ini berada tepat di hadapan kampung Melayu yang didominasi penganut
Islam. Sementara itu di kawasan pesisir didiami komunitas Bugis yang
berprofesi sebagai nelayan. Selain kota yang menyimpan banyak bangunan
kuno, Ampenan juga memiliSaat Anda kesana, kita akan diguhi panorama
yang indah khususnya pada saat matahari terbenam. Di momen-momen sunset
inilah banyak masyarakat berdatangan ke pesisir pantai sembari menikmati
lezatnya jagung bakar dan panorama laut yang indah.
Pemandangan akan semakin
dramatik kala petang sudah semakin gelap, bulan yang bersinar terang
seakan-akan menemai para pengunjung. Di pantai ini kita juga bisa
melihat puing-puing dermaga yang dibangun pada masa Belanda yakni
sekitar 1948 -1950. Saat ini lokasi tersebut digunakan warga untuk
lokasi memancing.
Pelabuhan Ampenan adalah
salah satu pelabuhan yang memenuhi syarat bongkar muat pda era 70an.
Pada masa itu dari bulan Januari – Oktober tercatat ada 459 kapal yang
singgah plus 527 perahu. Sayang, kini cerita kejayaan Pelabuhan Ampenan
berakhir karena seluruh aktivitas pelabuhan dipindah ke Lembar.
Hunian warga Tionghoa ini
bercirikan ruang tamu sempit, dengan altar kecil yang dipenuhi potret
anggota keluarga yang telah tiada, guci berisi abu jenasah, lilin merah,
kembang dalam vas ditambah hio atau dupa. Bisnis yang dijalankan warga
Tionghoa di pelabuhan Ampenan hingga kini masih terlihat. Termasuk
kegiatan jual beli ikan-ikan segar dan hasil olahan.
Sedangkan warga Melayu
Bangsal berjualan ikan bakar, masakan rumahan khas Lombok, aneka minuman
ringan dan mie instan di sepanjang pesisir yang mengarah ke belakang
depo Pertamina.
Kota Tua Ampenan memiliki
cerita sejarah yang penting, tak hanya bagi Mataram, tetapi juga
sejarah penting bagi Pulau Lombok dan wilayah sekitarnya. Hal ini tak
terlepas dari peran Ampenan yang menjadi kota pelabuhan utama pada masa
kolonial Belanda serta menjadi pusat kota dan pusat bisnis di Mataram.
Pelabuhan Ampenan mulai dikembangkan sejak tahun 1800 serta menjadi kota
penting dan menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun 1948-1950.
Sayangnya, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, membuat
dermaga ini terpaksa di tutup pada tahun 1970 dan berpindah ke Pelabuhan
Lembar. Lama kelamaan, wilayah Ampenan mulai sepi dan jauh dari
kesibukan seperti dulu. Namun, sampai saat ini, arsitektur bangunan tua
sejak masa kolonial tersebut tetap dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar